#Rencana Rahasia Itachi
Sasuke: Sebuah teknik yang menentukan takdirmu? Aku tak pernah tahu ada jutsu lagi selain Izanagi�!
Kabuto: Aku tak tahu apa yang akan kau coba lakukan. Tapi itu tidak akan berpengaruh bagiku! Aku pikir kau masih tidak mengerti siapa aku! SENNIN MODE: MUKI TENSEI
Itachi: !!
(Itachi tertusuk diding-dinding gua yang runcing, sementara Sasuke sudah bersiap dengan Susano�onya)
Sasuke:Itachi!
Kabuto: Teknik itu bisa member kehidupan bagi benda mati lalu aku bisa mengontrolnya.. itu berbeda dengan mengendalikan dengan cakra atau yang lain. Mungkin ini terlalu jauh?
(Itachi terlihat tak berdaya)
Kabuto: Dia melindungimu dengan Susano�o, tapi batu-batu itu membuatnya lebih lambat. Aku tak akan menyakitimu karena kau itu hanya bonekaku. Sekarang aku tinggal menghapus kembali pikirannya. �kau tahu apa yang terjadi kan?
(Kabuto menyerang)
Sasuke:Amaterasu!!
(Sasuke mengelilingi dirinya dan Itachi dengan Amaterasu agar tak diserang Kabuto)
Kabuto: Sebuah contoh bahwa teknik menyerang juga bisa dijadikan pertahanan terbaik ya�
Itachi:Maafkan aku Sasuke�
Kabuto: Maaf kalau aku harus jadi pemenangnya. Aku sedang menjadi orang yang bisa menciptakan dan mengendalikan. Aku sungguh tak bisa membayangkan jika aku kalah. Semua peraturan dan hukum alam yang telah Orochimaru lakukan selama beberapa tahun.. sekarang telah aku kuasai. Dari seorang manusia menjadi ular dan dari ular menjadi Naga� aku semakin seperti Rikudo sennin yang berbeda dengan orang lain didunia� dibandingkan denganku, Uchiha tidak ada apa-apanya�!
Sasuke:Diamlah!!! Kau tak tahu apa-apa mengenai Uchiha! Dengarkan aku�
(Itachi mencegah Sasuke)
Sasuke: !!
Itachi: � Kabuto� kau mengingatkanku dengan masalaluku. Dan itu yang akan membuatmu kalah.
Kabuto: Kau tahu.. aku tidak lagi dipandang sebelah mata sekarang. Aku sudah menjadi salah satu yang menjadi pemeran utama perang ini. Aku bergabung dengan Akatsuki dan mengambil jalan perang dengan kelebihan kita dan bahkan aku sekarang melawan dua Uchiha terakhir�.
Itachi: Kau sangat berbeda denganku, tapi pada hal tertentu aku bisa dibandingkan denganmu.
Pada akhirnya kau itu adalah seorang mata-mata dank au hidup dalam dunia kebohongan yang juga aku jalani selama hidup.
Kabuto: �!!
Itachi: Aku juga tidak mengerti siapa aku sebenarnya. Sekarang aku merasakannya, mungkin�.. mengetahui jati diriku adalah kunci untuk menjadi sempurna�. Karena dengan begitu artinya bisa mengetahui apa yang kubisa dan apa yang tidak kubisa lakukan.
Kabuto:Pecundang. Bukankah mengetahui apa yang tidak kau bisa itu sama saja dengan bangkit?
Itachi: Tidak. Itu artinya� untuk memaafkan dirimu sendiri atas apa yang tidak bisa kau lakukan. (Sambil membayangkan Naruto) teman-temanmu ada untuk melengkapi apa yang tak kau bisa lakukan. Jika kau ingin tahu siapa dirimu� kau harus melihat pada jatidirimu dan megakuinya. Aku tidak bisa melakukannya� aku berbohong pada orang lain dan membohongi diriku sendiri dengan kebohonganku juga.
Kabuto: �.
Itachi: Orang yang tidak amu mengakui jatidirinya sendiri pasti akan menuju kegegelan. Seperti yang aku lakukan sebelumnya.
Kabuto: Kau seorang yang tidak tahu apa-apa tentangku. Aku menghabiskan hidupku hanya untuk mencari jatidiriku, dalam jalanku sendiri, jalan hidupku sendiri�
----- Flashback Kabuto-----
Di sebuah tempat dekat kota yang tampaknya merupakan bekas perang, seorang bocah kecil yang terluka (Kabuto kecil) bersandar di sebuah pohon. Dan kemudian, sebuah tim ninja yang terdiri dari satu ketua dan tiga anggota menghampirinya.
"Bocah ini pasti dari kota bekas perang itu ..."
Ucap salah seorang anggota.
"Apa yang harus kita lakukan kak?
Ada darah keluar dari kepalanya ...
Dia akan segera mati" Ucap yang lain ke ketua mereka.
"Apa kau akan membawanya bersama kita?"
"Urushi ...
Lukanya tak separah yang kau katakan ...
jangan khawatir, aku tahu beberapa ninjutsu medis" si Ketua mengobati luka Kabuto kecil.
"?" Perlahan Kabuto sadar, namun belum
berbicara.
"Bagaimana orang tuamu?
Siapa namamu?" Si ketua bertanya.
"..." Kabuto tetap diam.
"Dia tak tahu apa-apa" Ucap salah seorang anggota, Urushi.
"Urushi, bantu dia bangun" Pinta si kapten.
"Kau tahu, kau beruntung ...
Ayolah, pegang tanganku" Ucap Urushi.
.....
"Itulah hal paling awal yang bisa ku ingat ...
Aku tak ingat apapun sebelum itu ...
Aku tak tahu siapa orangtuaku, bahkan tak tahu siapa namaku"
.....
Setelahnya, Kabuto kecil dibawa menuju penginapan oleh kelompok tadi. Ke sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat cukup banyak anak-anak.
"Lukamu sembuh dengan baik ..." Ucap si kapten.
"Hei kau, setidaknya bilanglah terimakasih ...
Apa kau tak tahu Tata Krama?"
"Hei kau ...
coba pakai ini ...
Siapa tahu terjadi sesuatu lagi pada kepalamu"
Urushi usil dan memakaikan sebuah topi baja ke kepala Kabuto.
"Ukkh" Kabuto tak banyak bersuara dan terus diam, tampak masih kebingungan dengan wajah yang masih sangat polos.
"Mulai sekarang kau akan tinggal disini ...
Dengan kata lain, mulai sekarang aku menjadi ibumu ...
Kau boleh bertanya apa saja padaku" Ucap sikapten tadi, seorang wanita berkacamata.
"Hmm, tapi apa tak masalah kalau ia tak punya nama?" Seorang anak bertanya.
"Benar juga, bagaimana kalau ia kita berinama??
Hmm ...
Bagaimana kalau ...
Kabuto?"
"..." Kabuto kecil tersenyum.
"Ah!!! Dia tersenyum!!!
Dia pasti menyukai nama itu!!!"
"Baguslah ..."
Malam harinya ...
Semua anak tampak sudah tidur. Keculai satu, Kabuto kecil ...
Ia masih termenung dan teringat kata-kata :
"Setidaknya bilanglah terimakasih ...
Apa kau tak tahu Tata Krama?"
Kabuto bangun dan berdiri, bersiap untuk pergi ke suatu tempat.
Akhirnya, ia sampai di depan pintu dan kemudian terdiam. Terdengar suatu percakapan dari balik pintu, tampaknya para orang dewasa, termasuk si wanita berkacamata.
"Kita tak akan bisa melakukannya lagi kalau hanya mengandalkan bantuan dari Desa dan Negara ...
Kita harus bernegosiasi dengan mereka lagi"
"Mereka tetap tak akan memberi kita lebih dari ini"
para pengurus panti itu tampak sedang mengalami masalah ekonomi.
"Tapi cuma itu yang bisa kita lakukan ... Kita bahkan memiliki anak baru lagi sekarang"
"..." Dari balik pintu, Kabuto terus terdiam.
"Baik ...
Akan ku coba melakukan sesuatu ...
Jadi kumohon ..."
"Ouch!!!!" Tanpa sengaja Kabuto mengeluarkan bunyi.
"!!!??" Orang-orang dewasa jadi kaget dan lalu membuka pintu.
"Kau masih bangun!!?? Apa yang kau lakukan!? Ini waktunya untuk tidur!!!!"
"...!" Kabuto kecil ketakutan.
"Anak ini anak baru ...
Jadi belum tahu jadwal dan peraturannya ...
Jadi, ku mohohn maafkan dia" Pinta si perempuan berkacamata.
"Huh, kau itu terlalu ramah ...
Kau, ikutlah denganku dan lihat jam itu!" Si pengurus, perempuan yang agak gemuk memperlihatkan Kabuto kecil pada jam yang menunjukan pkl 09:20.
"Ini sudah dua puluh menit lebih dari jam malam ...
Jadi, jam berapakah jam malamnya?"
"..." Kabuto melihatnya dengan seksama, namun
ia tak mampu menjawab.
"Ayolah, jam berapa?
Bilang dan ingatlah ..."
"..." Kabuto terus memperhatikan jam dengan lebih seksama, namun tetap saja ia tak bisa menjawab.
"Ku pikir dia masih terlalu kecil untuk bisa menghitung dan membaca jam ...
Jadi biarkan saja dia sendiri hari ini" Ucap pengurus lainnya, seorang lelaki tua.
"Jam sembilan" Ucap Kabuto.
"Eh?" Dua pengurus tadi kaget.
"Benar" Ucap si perempuan berkacamata sambil tersenyum. Kini perempuan itu tak lagi memakai kacamata, ia memakaikan kacamata itu pada Kabuto.
"Haha, jadi dia cuma memiliki penglihatan yang buruk ya ...
Dia cukup pintar di usianya ...
Dia cuma butuh kacamata" Ucap si pengurus, lelaki tua.
"Kita tak punya uang untuk itu ...
Kalau kau tak bisa melihat, bilang saja"
Kabuto hendak melepas kacamatanya dan mengembalikan itu ...
Akan tetapi, si perempuan mencegatnya.
"Sekarang kau akan tepat waktu ...
Ku harap lensanya cocok untukmu" Ia memberi kacamata itu.
"..." Kabuto kecil terdiam.
Dan perlahan, ia menangis, terharu.
"Terimakasih ...
Hiks" Ucapnya.
"Terimakasih ....
Terimakasih" Kabuto kecil melepas semua bebannya selama ini.
"Tidak apa-apa ..." Ucap si perempuan.
----- Flashback Berakhir -----
Kabuto: Namaku adalah sebuah kode ... Kacamataku hanyalah sebuah alat ... Sejak dari awal ... Aku bukanlah siapa-siapa ...Aku tidak memiliki apa-apa.
Bersambung ke Naruto Chapter 583